Malino Gowa – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Hasanuddin (Unhas) Gelombang 113 Posko Gowa 6 Malino, melaksanakan beberapa program pemberdayaan masyarakat di lingkungan Batulapisi, Kelurahan Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Minggu 12 Januari 2025.
Program yang dilaksanakan diantaranya memperkenalkan implementasi biopori sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan limbah organik, dan program penggunaan alat ukur pH tanah untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan.
Koordinator posko Gowa 6 Malino Muhammad Nur Alim dalam keterangannya, menjelaskan bahwa metode biopori ini diterapkan untuk membantu masyarakat mengolah limbah organik seperti sisa makanan dan tanaman membusuk, menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanah.
“Tak hanya menjadi kompos, biopori ini juga berfungsi meningkatkan daya serap air, mengurangi genangan, dan memperbaiki struktur tanah,” kata Muhammad Nur Alim.
Selain inplementasi biopori, ia mengatakan bersama mahasiswa KKN Tematik, juga memperkenalkan penggunaan alat ukur pH tanah, guna membantu petani memahami tingkat keasaman tanah lahan pertanian.

”Penting mengetahui pH tanah untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai sehingga produktivitas pertanian dapat ditingkatkan,” tambahnya.
Lebih, Muhammad Nur Alam menegaskan, sebagai kontribusi nyata dalam membantu masyarakat di bidang pertanian dan lingkungan, dirinya bersama teman seposko KKN Tematik, berharap program ini menciptakan perubahan sederhana, pola pikir, membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan teknologi pengelolaan lingkungan guna meningkatkan hasil pertanian.
“Kami ingin menciptakan perubahan sederhana tetapi berdampak besar, dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan yang dapat langsung diterapkan oleh masyarakat,” jelas Muhammad Nur Alim.
Terkait pelaksanaan program Mahasiswa KKN Tematik ini, warga Batulapisi yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, merasakan manfaat langsung dari penerapan metode ini, terutama pemilihan tanaman yang cocok untuk ditanam.
“Dengan adanya biopori, limbah di sekitar kami tidak terbuang sia-sia. Ditambah lagi, alat pH tanah sangat membantu kami dalam memilih jenis tanaman yang cocok,” tutur warga. (Irma)